Epigeal dan Hipogeal
Sering kita dibuat bingung oleh tipe perkecambahan. Pun saya sendiri masih sering menemui murid yang belum bisa membedakan jenis perkecambahan epigeal dan hipogeal.
Nah mudahnya seperti ini:
Perkecambahan epigeal dari kata "epi" = di atas dan "geo"= bumi/ tanah, yang mana terjadi pemanjangan hipokotil untuk menjadi calon batang dan pengangkatan kotiledon ke atas permukaan tanah. Sedangkan perkecambahan hipogeal berasal dari kata "hipo" = di bawah dan "geo" = bumi/ tanah, yang mana terjadi pertumbuhan hipokotil menuju bawah tanah sebagai calon akar dan kotiledon yang juga tetap berada di dalam tanah.
Ini berarti terdapat perbedaan mendasar antara perkecambahan epigeal dan hipokotil berdasarkan arah pertumbuhan hipokotilnya dan letak kotiledon.
Contoh tanaman yang yang banyak tumbuh dengan tipe epigeal adalah tanaman dari famili Gymnospermae, Myrtaceae, Bignoniaceae, Casuarianaceae, Euphorbiaceae, Leguminoceae dan lain sebagainya.
Contoh tanaman yang memiliki tipe perkecambahan hipogeal adalah tanaman dari famili Lauraceae, kebanyakan Moraceae, hampir semua Fagaceae dan sebagainya.
Macam Benih menurut Daya Simpan
Dalam pembelajaran penyiapan bahan tanam selain kita harus mengenal tipe perkecambahan benih kita pun harus mengetahui pembagian benih berdasarkan daya simpannya.
Menurut daya simpan, benih dibedakan menjadi dua macam yaitu Benih Rekalsitran dan Benih Ortodoks. Apa perbedaannya?
Benih Rekalsitran adalah benih yang akan mudah rusak apabila dikeringkan sampai kandungan air kurang dari 30%. Umumnya daya tumbuh benih ini akan terjaga jika kandungan air biji dijaga antara 30 - 50%.
Karena kandungan air pada benih ini masih tinggi, maka benih tidak bisa disimpan dalam waktu terlalu lama sebab akan menyebabkan benih mudah ditumbuhi parasit seperti jamur dan bakteri yang akan menyebabkan viabilitas benih menurun.
Contoh benih rekalsitran adalah benih durian, rambutan, duku/langsat, nangka, kakao, alpukat, mangga, kelapa, manggis, kecapi dan sebagainya (banyak ditemui pada buah-buahan dengan kadar air tinggi).
Lalu apa beda dengan benih ortodoks?
Benih ortodoks adalah benih yang dapat dikeringkan sampai kandungan air rendah yaitu 2 - 5%, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama dengan daya tumbuh yang masih terjaga. Karena dapat dikeringkan sampai kadar air rendah, maka umumnya benih ini memiliki masa dormansi (masa tidur).
Contoh benih ortodoks adalah benih padi, jagung, kedelai, cabai, tomat, semangka, melon dan lain sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar